Sabtu, 19 Februari 2011

test hematokrit digital


A.  JUDUL
Alat Test Hematokrit Digital (THD) Sebagai Alat Pendeteksi Pasien Demam Berdarah.
B.       LATAR BELAKANG
Pada awal tahun 2004 kita dikejutkan kembali dengan merebaknya penyakit Demam Berdarah, dengan jumlah kasus yang cukup banyak. Hal ini mengakibatkan sejumlah rumah sakit menjadi kewalahan dalam menerima pasien. Untuk mengatasinya pihak rumah sakit menambah tempat tidur di lorong rumah sakit serta merekrut tenaga medis dan paramedis. Merebaknya kembali kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) ini menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan. Sebagian menganggap hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan dan sebagian lagi menganggap karena pemerintah lambat dalam mengantisipasi dan merespon kasus ini.
        Penyakit Demam Berdarah Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat ketinggian lebih dari 1000 meter diatas permukaan air laut. Penyakit DBD sering salah didiagnosis dengan penyakit lain seperti flu atau thypus. Hal ini disebabkan karena infeksi virus dengue yang menyebabkan DBD bisa bersifat asimtomatik atau tidak jelas gejalanya. Data di bagian anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ( RSCM ) menunjukkan pasien DBD sering menunjukkan gejala batuk, pilek, muntah, mual, maupun diare. Masalah bisa bertambah karena virus tersebut dapat masuk bersamaan dengan infeksi penyakit lain seperti flu atau thypus. Oleh karena itu diperlukan kejelian pemahaman tentang perjalanan penyakit infeksi virus dengue, patogenesa, dan ketajaman pengamatan klinis. Dengan pemeriksaan klinis yang baik dan lengkap, diagnosis DBD serta pemeriksaan penunjang ( laboratorium ) dapat membantu terutama bila gejala klinis kurang memadai.
Penyakit DBD pertama kali di Indonesia ditemukan di Surabaya pada tahun 1968, akan tetapi konfirmasi virologis baru didapat pada tahun 1972. Sejak itu penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai tahun 1980 seluruh propinsi di Indonesia kecuali Timor-Timor telah terjangkit penyakit. Sejak pertama kali ditemukan, jumlah kasus menunjukkan kecenderungan meningkat baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara sporadis selalu terjadi KLB setiap tahun. KLB DBD terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Incidence Rate (IR) = 35,19 per 100.000 penduduk dan CFR = 2%. Pada tahun 1999 IR menurun tajam sebesar 10,17%, namun tahun berikutnya IR cenderung meningkat yaitu 15,99 (tahun 2000); 21,66 (tahun 2001); 19,24 (tahun 2002); dan 23,87 (tahun 2003).
Dengan melihat dari vektor nyamuk tersebut, masyarakat sangat memerlukan alat untuk mengontrol kesehatan masyarakat. Melihat dari gejala klinis penyakit DBD, masyarakat sering melakukan cek di laboratorium secara berkala dengan biaya yang bisa dikatakan diatas jangkauan masyarakat. Cek laboratorium memang akurat tetapi dilakukan tidak secara kontinyu, hal ini jelas tidak mampu mengontrol bagaimana keadaan klinis dalam tubuh penderita. Dari masalah ini, ditawarkan suatu konsep alat untuk mengontrol keadaan klinis tubuh penderita, alat ini dinamakan Test Hematokrit Digital ( THD ). Alat ini menggunakan prinsip kontrol kecepatan aliran darah, kecepatan aliran darah penderita DBD menjadi lebih cepat dari normal, alat ini memiliki sensor / transduser yang mendeteksi bagaimana pola kecepatan aliran darah pada pasien DBD. Dengan alat ini, gejala klinis pada penderita dapat dikontrol secara kontinyu, bagaimana perkembangan kesehatan pada penderita DBD.
2
 
 

C.  Rumusan Masalah
1.        Bagaimanakah cara mengetahui kekentalan aliran darah dengan Test Hematorkit Digital ( THD ) sebagai salah satu manifestasi klinis pada penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) ?

D.  Tujuan kegiatan
1.        Untuk mengetahui kekentalan aliran darah dengan Test Hematokrit Digital (THD).

E.  Luaran yang Diharapkan
Target Luaran yang diharapkan dari program ini adalah sebagai berikut.
a)   Training metode THD  
Training ini dilakukan kepada praktisi laboratorium klinis dan rumah sakit.

b)  Pembuatan dan Pemasangan Alat THD
Pembuatan dan pemasangan THD dilakukan langsung oleh pihak mitra yang berkerja sama dengan kita.

F.   Kegunaan
a)             Bagi Mahasiswa
Pengembangan teknologi dibidang kesehatan agar mempermudah diagnosa dari penyakit DBD yang disebabkan virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan sebagai bentuk pengabdian insan akademis dalam pembelajaran pemberdayaan masyarakat sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi.

b)            Bagi Masyarakat
Memberikan wacana baru tentang teknologi dibidang kesehatan untuk diagnosisi dini penyakit DBD yang tidak invasif.

c)             Bagi Pemerintah
Sebagai salah satu solusi altenatif early diagnostic atau diagnostik dini penyakit DBD sehingga mempermudah penanganan DBD secara akurat